Home > Cuap-cuaP, Life Educations > Fenomena “XXX”…???

Fenomena “XXX”…???

sinetron

"XXX" factor

Apa ini sudah masanya ya…???”

Entah, hal itu merupakan pertanyaan atau pernyataan dari sebagian besar orang tua kepada kerabat dan temannya ketika melihat beberapa tragedi tawuran antar pelajar yang notabene dahulu dilakukan oleh kaum pelajar pria, tapi sekarang sudah tidak hanya pria, wanita juga. Selain tawuran pelajar, saat ini juga sudah maraknya pergaulan bebas remaja. Apa saja kira-kira penyebabnya…???

Alasan-alasan lama sudah pasti jadi penyebab yang paling sering dikumandangkan oleh masyarakat pada umumnya seperti:

1.  Kurangnya pengawasan terhadap anak

2.  Kurangnya pendidikan tentang sopan santun

3.  Kurang tertanamnya nilai-nilai agama

4.  Kurang tertanamnya nilai-nilai kebangsaan

Lalu, apa hanya itu saja?

Tentu tidak…!!! Apa anda pernah berfikir tentang adanya faktor “XXX“…???

Ya, faktor “XXX“. Tentu kebanyakan dari kita bertanya-tanya, apa sih faktor “XXX“?

Apa anda pernah tersadar kalau sesuatu yang memang kelihatan sangat sepele, tapi bisa mengakibatkan hal-hal yang cukup fatal dan secara tidak langsung bisa mengakibatkan menurunnya moralitas dan mentalitas pemuda pemudi bangsa ini (Indonesia red.).

Gampangnya saja, apa kita pernah berfikir kalau tayangan di televisi bisa mempengaruhi mental dan moralitas bangsa ini? Fenomena tayangan di dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Isinya hanya percintaan, gosip, korupsi, tawuran, pembunuhan… 😦

Nah, sekarang apa kita sudah tersadar…??? Bagaimana akibatnya jika anak2 sekarang tidak bisa membedakan mana yang patut dijadikan contoh atau tidak.

Miris sekali, setelah saya berkunjung di blog sahabat dan membaca artikel di sana yang menceritakan tentang seorang tetangga beliau yang notabene seorang perempuan yang masih bau kencur, 17 tahun, sudah kehilangan *maaf* keperawanannya ditangan kekasihnya sendiri yang malah lebih muda usianya (16 tahun).

Bagaimana tanggapan anda? Apa menurut anda sekalian faktor “XXX” tidak berlaku? Mengingat maraknya sinetron-sinetron, acara-acara yang menayangkan kejadian yang tak sepatutnya dicontoh dan notabene fulgar dimana semua kalangan bisa melihatnya. Tentunya faktor “XXX” dengan faktor yang sudah saya sebutkan di atas juga saling bertautan, sehingga kita bisa menjadikan hal tersebut sebagai pengalaman dan pelajaran supaya kita bisa mengantisipasi agar kejadian-kejadian negatif di kalangan pemuda pemudi Indonesia tidak terjadi lagi.

Lalu, bagaimana menurut anda…???

Categories: Cuap-cuaP, Life Educations
  1. January 7, 2009 at 9:46 pm

    X selalu digunakan untuk melambangkan nilai yg belum diketahui..
    seperti di pelajaran matematika 😛

  2. January 7, 2009 at 9:47 pm

    pertamaxxxxxxxxxxxx

  3. January 7, 2009 at 9:48 pm

    BTW gambarna diambil dari salah satu sinetron ya ….. waaaaaaaaaa um fithraw korban sinetron ;))

  4. kumiz
    January 7, 2009 at 9:53 pm

    @aRuL: wah, om aRuL tau aja inspirasinya… 😛

    @aRai: wkwkwkwk, keduaxx om… iy, saia salah satu korban sinetron. Karena dengan banyaknya sinetron baru bermunculan, acara film kartun kesukaan saia jadi dikurangi waktunya… 😛

  5. January 7, 2009 at 10:00 pm

    Sebelum saya ludahi.saya meludah dulu.juh… Juh… Juh….

    Memang benar bahwa faktor utama adalah kurng perhatiany ortu. Kedua tontonan sinetron yg digemari remaja remaji terlalu ngayal + norak (padahal ceritany itu2 aj,klog gk percintaan ya perselingkuhan Dsb….)

    mendingan liat budaya ketoprak humor samiyaji di TPI jam 24.00 ,disana qt dpt sebuah pepatah/nasihat jawa yg bisa qt buat renungan.

  6. kumiz
    January 7, 2009 at 10:18 pm

    @GlongGongan: boleh juga idenya… 😛

  7. January 7, 2009 at 10:36 pm

    atau karena yang ini

  8. January 7, 2009 at 11:44 pm

    Wah ada yang nampilin link saya disini … hehehehe, anyway … emang bener kok, lihat dari contoh lain deh, sekarang banyak banget kasus pembunuhan dengan cara mutilasi, karena mereka melihat contoh yang ada di berita-berita kriminal itu… padahal dulu-dulu gak sesering sekarang, ck ck ck … ah speechless deh masalah ini … intinya kita harus pinter memilah-milah mana yang bener, mana yang enggak … 🙂 iya kan ?

  9. kumiz
    January 8, 2009 at 5:28 am

    @kyai slamet: nggih pak kyai… intinya hampir sama… 😛

    @Fenty: iya mbak… intinya kita bener2 harus pintar milih2 mana yang baik n mana yg buruk, n mana yg patut dicontoh dan mana yang tidak… 😛

  10. January 8, 2009 at 9:09 am

    Trus faktor YYY nya apa? padahal faktor XXX nya juga belum di ketahui.

  11. January 8, 2009 at 8:04 pm

    ada alasan yang lain yg mempengaruhi faktor,,x bung fitrah
    kalau boleh ane menambahkan yaitu pengaruh kebudayan barat terutama kaum zionis…

    di slah satu forum di kutip,,LSM atau bebrapa umat manusia yang mengaku pemerhati bangsa,,lho kwkwkw,,,mengatahkan bahwa budaya timur akan kehilangan identitas karena tergusur oleh budaya barat yang semain marak,,,contoh nya di negri kiti aja,,atau di sekeliling kita,,

    intinya kita harus menempatkan sesuatu yang tepat,,krn bener itu blm tentu tpt,,tp kl tepat pasti bener,,,(belem tentu budaya barat tepat dan cocok di terapkan buat bangsa timur, kita jg harus pinter milih),,iya ga c?

  12. January 8, 2009 at 11:50 pm

    XXX slalu menarik, apalagi filmnya.
    Judulnya sama, seringnya XXX, tapi pemainnya gonta-ganti.
    Seperti film perang, tembak2an melulu tapi ndak ada yang tewas

  13. January 9, 2009 at 5:32 pm

    faktor xxx, triple x ya? klo xx nya di ganti w berarti www, atau internet. wah beneran internet mang bikin dunia ini jadi semrawut.

  14. January 10, 2009 at 3:17 am

    jadi inget kartun samurai x

  15. kumiz
    January 10, 2009 at 9:43 am

    @arqu3fiq: kaya’nya YYY nya masih nungguin XXX diketahui dulu… 😛

    @ilhaM: iya donk… 😀

    @marsudiyanto: bahasanya terlalu tinggi pak kaya’nya… 😛

    @nirmana: ambil positifnya aja bro… 😀

    @suwung: itu contoh yang baik ato yg buruk y om…??? 😀

  16. January 10, 2009 at 10:38 am

    budayakan lawakan2 tradisional bangsa kita, karena itu adalah titipan dari nenek moyang kita, “jadi orang jgn selalu melihat ke depan saja, tapi juga melihat ke belakang: [pepatah jawa yang sudah saya translate ke indonesia]

    !… Salam Perut …!

  17. January 10, 2009 at 3:31 pm

    mengenaskan
    ini smuwa emang ndak bisa dihindari mas
    sudah sunnatullah *ustadz mode on*
    sudah tanda-tanda akan berakhinya jaman kali ya?

  18. January 12, 2009 at 8:34 pm

    belajar agomo wae wong saiki gak godak!

    ngaji wae gak isooo…

    ngono kok dikon slamet!!

    *kaitane ngaji karo slamet opo ndop? ngene lo sodara-sodaraku, awake dewe sholat iku khan moco ayat Al-Qur’an to, lha nek moco Qur’an wae grotal-gratul, Sholate trus piye? khan salah kabeh ngko bacaane. otomatis gak ditrimo to.. wekekek… nek gak ditrimo sholate berati podho wae gak sholat, gak sholat, gak slamet!!*

  19. January 12, 2009 at 9:41 pm

    aneh…kita hidup di budaya,negara,jaman,pengaruh lingkungan yang sama kerasnya
    tapi kok ya aku dari dulu ndak pernah pengen yg nganeh nganehi gitu yah
    faktor kromosom be e
    wkekwkekwkek faktor opo maneh ki

  20. Avy
    January 15, 2009 at 9:19 pm

    yang jadi bintang iklane sopo rek?

  21. April 4, 2009 at 10:51 am

    Kehidupan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan. Budaya barat menyerang mereka setiap hari. Di tengah-tengah masyarakat yang acuh, pemerintah yang kurang tegas mengatur dan tindakan. Sehingga action2 mereka masih merajalela…oh…nauzhubillah!!! kami berpesan…untuk sahabat
    “Wahai Sahabat, Kekasih Allah, umat telah memanggilmu! Umat telah memanggilmu! Umat menaruh harapan besar di pundakmu,”. kembalilah kepada aturan Allah SWT

  1. No trackbacks yet.

Leave a reply to kumiz Cancel reply